Belanda Lawan Belanda
Arjen Robben sudah menyertai rakan2 di Johannesburg, Afrika Selatan. Menurut Dick van Toorn, ahli fisioterapi dari Rotterdam, Belanda, yang menangani pemulihan cederanya, Robben sudah fit untuk turun bermain.
Musim ini, bersama Bayern Muenchen, Robben berada dalam performa terbaiknya. Robben yakin, dia boleh membawa tim "Orange" mendekati final. Robben sangat akrab dengan rakan-rakan Jerman-nya di Bayern Muenchen.
"Namun, jika nanti kami berhadapan, tak ada lagi rasa beriba hati kepada teman. Saya akan menghadapi rekan-rekan Jerman saya sebagai lawan," ujar Robben mantap.
Robben, begitu juga rekan-rekannya, sangat yakin kali ini Belanda akan berjaya. Para peramal juga mengatakan bahwa Belanda adalah kesebelasan yang sangat harus dibimbangkan. Akan tetapi, sejarah telah mencatat paradoks ini: Belanda selalu terkandas,walaupun ketika mereka sedang hebat.
Kali ini, dalam babak kumpulan, Belanda punya tiga lawan, iaitu Denmark, Jepun, dan cameroon. Namun, Leo Beenhakker, bekas pengurus Belanda yang telah melatih cameroon, menambahkan, Belanda masih punya lawan keempat, iaitu diri Belanda sendiri. Melawan dirinya sendiri, itulah paradoks yang sampai saat ini tak terselesaikan oleh kesebelasan Belanda.
"Di atas kertas, Belanda sangat kuat dan bermain luar biasa, tetapi tiba-tiba datanglah hari buruk, dan Belanda tidak hebat lagi. Ingatlah pada euro lalu, Belanda terkeluar secara mengejutkan, padahal sebelum itu sangatlah hebat," kata Beenhakker.
Beenhakker kemudian mengutip kata-kata terkenal dari Rid de Saedeleer ini: Jika dalam sebuah Piala Dunia bermain 24 kesebelasan, 23 kesebelasan akan bermain untuk menang. Tinggal satu-satunya kesebelasan yang berniat untuk bermain bola dengan seindah mungkin, dan satu-satunya kesebelasan itu adalah Belanda.
Beenhakker lalu mencontohkan Arséne Wenger, yang sangat dihormatinya. Katanya, Wenger membangunkan Arsenal yang terkenal dalam teknik dan indah dalam bermain. ,malangya Arsenal sudah lama tidak menjuarai sebarang piala. sama seperti yang terjadi pada Belanda.
"Kesebelasan Belanda punya kecenderungan untuk mati dalam keindahan. Persoalan Belanda adalah tidak hanya bagaimana membangunkan kualiti yang unggul, tetapi juga bagaimana membangun mental untuk menang," kata Beenhakker.
kenyataan yang diajukan Beenhakker itu ternyata disedari oleh pemain-pemain Belanda. Mungkin kenyataan itu sudah mungkin diatasi kerana pengalaman pemain-pemain Belanda selama ini. Perlu diketahui, beberapa orang kesebelasan Belanda kali ini sedang atau pernah bermain di Jerman.
Robben dan Mark van Bommel bermain di Bayern Muenchen, Joris Mathijsen di Hamburg. Sementara Nigel de Jong dari Manchester City dan Rafael van der Vaart dari Real Madrid sebelum ini juga bermain di Jerman.
Pengaruh Jerman diam-diam telah meresapi pemain-pemain itu. "Pemain Jerman dapat memberikan semuanya dari setiap minit. Dari mereka kami harus belajar, dan kami harus mengubah cara kami bermain. Saya sendiri sekarang bermain seperti seorang pemain Jerman," kata Mathijsen.
Pemain Belanda kelihatannya telah mengubah mentalnya. Mereka tidak lagi memberikan semuanya untuk menang. Itu yang juga dirasakan oleh pelatih asal Belanda, Huub Stevens, yang pernah melatih di klub-klub Jerman: Schalke, Hertha BSC, FC Köln, dan Hamburg.
"Pemain Jerman menjalankan dulu tanggung jawabnya, baru kemudian bertanya, mengapa ini dan itu perlu. Sebaliknya, pemain Belanda ingin membuat semuanya sesuai dengan cara dan gayanya, karena itu mereka selalu bertanya, "mengapa", sebelum beraksi," kata Stevens.
Dalam perlawanan pertama nanti, Belanda akan bertemu Denmark. bekas Pelatih Belanda Dick Advocaat mengingatkan, Belanda supaya tidak meremehkan Denmark. Denmark memang tidak memiliki pemain hebat, tetapi mereka adalah pekerja-pekerja rajin yang dapat membantu antara mereka.
"Denmark adalah mesin yang sangat solid. Tidak mudah mereka dikalahkan, juga oleh kesebelasan Belanda," kata Advocaat.
Selain itu perlu diingat bahawa dalam kesebelasan Denmark ada ramai pemain yang sedang atau pernah bermain di Liga Belanda. Mereka, misalnya, Jon Dahl Tomasson (Feyenoord), Dennis Rommedahl (Ajax), Simon Busk Poulsen (AZ Alkmaar), Thomas Enevoldsen (Groningen), Christian D Eriksen (Ajax), serta Jakob Poulsen dan Daniel Jensen, keduanya bekas pemain Heerenveen yang kini bermain masing-masing di Aaarhus dan Werder Bremen. Belum lagi Pelatih Denmark sendiri, Morten Olsen, yang tak asing dengan pemain dan gaya permainan Belanda. Tahun 1996-1997, Olsen melatih Ajax dan Ajax dinobatkan juara liga dan Piala Belanda.
Maka, ketika Belanda melawan Denmark boleh juga disebut Belanda lawan Belanda. Di sini Van Bommel dan kawan-kawannya akan diuji apakah benar mereka boleh mengalahkan tidak hanya lawan mereka, tetapi juga diri mereka sendiri.
Pertandingan di Stadion Soccer City, Johannesburg, nanti kiranya boleh disebut sebagai Belanda lawan Belanda dalam erti yang sebenar
dasyat
ReplyDelete